Minggu, 08 Januari 2017

Aplikator yang wajib dipunyai kalau baru belajar make up




Saya termasuk orang yang cukup antusias kalau ngomongin  tentang make up. Entahlah ya, rasanya kayak seru aja ngebayangin kita bakal bermain sama macem-macem warna, nyoba praktek langsung berbagai macam look yang kita suka, dan masih banyak lagi dari make up yang bikin saya dan banyak orang lain tertarik.

Nah, beberapa bulan lalu, waktu masih sangat asing dengan banyaknya benda hasil browsing 'jenis produk make up untuk pemula'. Saking banyaknya, sebagian besar benda yang saya beli itu malah sama sekali nggak terpakai.

Belajar dari pengalaman, saya pengen berbagi tentang benda apa saja (selain produk make up nya) yang wajib dipunyai agar bisa memudahkan urusan perdandanan untuk pemula.

Untuk lebih memudahkan lagi, saya akan membagi perkakas make up menjadi dua bagian; mata dan wajah.

Untuk area mata, saya merekomendasikan :

1. Eyeshadow Brush



Buat saya, ini termasuk di urutan pertama benda yang wajib dibeli kalau baru mulai belajar make up.

Q: Loh, bukannya setiap beli eyeshadow udah dikasih brush?

Iya, tapi, menurut saya bentuk kuas eyeshadow bawaan itu nggak terlalu begitu nyaman buat dipakai mengaplikasikan eyeshadow (walaupun ada beberapa orang yang emang suka, saya tetep merekomendasikan bukan kuas bawaan yang berujung spons) Jadi, saya ngerekomendasiin ini di urutan pertama. Toh kalau udah jago dandan, kita bakal sering banget pake eyeshadow.

Oh iya. Kuas eyeshadow yang saya rekomendasiin juga khusus untuk kuas yang berbentuk bubuk. Kalau kalian pake eyeshadow krim, ya udah babay, kuas ini nggak perlu :D

2. Blending Brush


Seperti artinya, kuas ini biasanya digunakan untuk membaurkan warna dua eyeshadow agar bisa lebih menyatu dan kelihatan lebih rapi. Seperti kata mbak Arum (Beauty blogger yang menurut saya paling komunikatip),  kunci dari make up mata yang bagus adalah kemampuan blending yang bagus. Dan kemampuan blending yang bagus nggak ada artinya kalau tanpa kuas yang bagus juga. Ibaratnya apalah arti pinter ngegambar, kalau pensilnya aja gampang patah.

Sekarang kita ke area wajah. Dan 'alat perang' yang paling saya rekomendasikan adalah:

 1. Blusher Brush



Ini adalah aplikator yang paling penting untuk blusher. Saya nggak  percaya sama brush bawaan blush on. Susah banget gitu buat aplikasi blush on dan kalau bisa hasilnya berbentuk sangat amburadul nggak jelas apalah apalah itu namanya.

Bentuk blusher brush ini agak membulat ke atas dengan tangkai yang nggak terlalu panjang. Bisa jadi multifunction brush juga, lho. Kalau kamu nggak suka dengan spons bawaan bedak, ini bisa jadi aplikator bedak yang lumayan enak, sebelum membudgetkan untuk beli powder brush :D

2. Sponge

Alat ini yang paling saya rekomendasikan untuk mengaplikasikan foundation yang berbentuk cair ataupun krim. Walaupun ada beauty blender yang akhir-akhir ini tenar, saya tetep pilih wedge sponge yang ini. Karena saya belum pernah pake beauty blender. Mahal keleus. :v Selain itu, nggak semua orang suka sama bentuk beauty blender. Dan juga, wedge sponge harganya muraah, kakak :D

3. Powder Brush


 Yang kecil dan guendut di depan kabuki brush. Yang di belakangnya itu powder brush. Setahu saya, -pemula yang sampe sekarang nggak naik tingkat ke profesional- powder brush atau kuas bedak itu bulunya jauh lebih banyak dan padat dibandingkan kuas wajah lainnya.

Kebanyakan beauty blogger dan vlogger menyarankan powder brush untuk pengaplikasian powder alias bedak. Karena hasilnya natural dan bikin bedak nggak cepat habis.

Saya pengen bilang, kalau saya ngurutin benda-benda di post ini menurut yang paling penting duluan. Dan benda yang ada di paling bawah adalah benda yang paling tidak penting. Jadi terserah hati -dan dompet- anda untuk  beli item ini atau enggak. :D

Eyebrow Comb


 
Yang paling saya suka dari benda ini adalah sikat alisnya yang emang bener-bener berguna. Alis nggak akan kelihatan lebih alami kalau tanpa sikat ini. Sisir bulu matanya bisa dipakai buat membersihkan maskara yang menggumpal. Tapi bakal useless kalau kita emang lebih suka pakai bulu mata palsu aja.

Itu aplikator make up terpenting menurutku. Kalau menurutmu? :))

Sabtu, 07 Januari 2017

REKOMENDASI BUKU UN SMP



Gimana persiapan ujiannya? Lancar? Ada materi yang belum paham? Atau malah jarang buka buku?

Yeah, kita sama. Entah kenapa, keinginan belajar emang ada. Tapi demi ngeliat buku yang ...
Kok tiba-tiba lempeng gini, yak?

Biar gimanapun, latihan soal buat UN itu WAJIB buat kita-kita yang nggak sampe sembilan bulan lagi bakal kedapetan waktu UN. Buat referensi, di bawah ini ada beberapa buku latihan UN yang rekomen buat kalian pelajari. Yukyuuk. ;)
1. Detik-Detik UN





Siapa yang nggak tau buku latihan UN yang satu ini? Selain dilengkapi dengan ringkasan materi yang gampang diinget, soal-soalnya juga cukup lengkap dan membantu kita biar benar-benar siap menghadapi UN. Beberapa kakak kelas yang pake buku ini juga dapet nilai danem yang cukup memuaskan.

Kekurangannya:
1. Buku ini lumayan berat kalau dibawa ke sekolah karena untuk yang SMP, Detik-Detik UN ini dibagi menjadi empat bagian terpisah: Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, dan Bahasa Inggris.
2. Buku ini baru diterbitkan Januari. (pengalaman dari tahun lalu) Jadi, lumayan telat kalau dibandingkan sama buku lainnya yang terbit beberapa bulan setelah tahun ajaran baru. Tapi nggak masalah, karena ketelatannya terbayar lunas sama kelengkapan isi buku yang (klaimnya, tapi emang nyata XD ) membantu siswa meraih hasil UN terbaik.

Overall, buku ini sangat sangat direkomendasikan buat kamu yang kesulitan menghafal materi UN yang seabrek-abrek dan pengen pembahasan soal yang ringkas tapi cukup memberi pencerahan.

Rank: 4,5 from 5 star :))
2. TOP TRIK UN SMP/MTs 2017



Nah, kalo ini buku latihan UN yang ringan dan praktis. Sebenernya buku ini udah ada di jajaran buku koleksi sayah sejak kira-kira dua bulan lalu. Dari giveaway mingguannya @tanggapustaka (Makasih, Min >_< )

Di TOP TRIK UN ini, ada banyak latihan soal yang disertai pembahasan.  3x try out, 2 prediksi dan satu paket soal UN tahun lalu. Pembahasannya juga lumayan bisa dipahami. Nilai plus dari buku ini adalah: nggak berat dan dititik beratkan pada latihan soal. Jadi, nggak bikin tergoda buat sesekali liat materinya. *^O^*

Kekurangannya, ada di bagian kunci jawaban try out dan prediksinya yang nggak disertai pembahasan. Akibatnya jadi lumayan susah kalo lagi kesulitan sama materi tapi tetep pengen latihan belajar mandiri.

Buku ini direkom untuk kamu-kamu yang suka latihan soal. Di sini nggak ada ringkasan materinya. Jadi, khusus buat yang nyari latihan soal aja yaa.
Buku ini bisa didapat di Gunung Agung dan TM Bookstore dengan harga sekitar IDR 64.000 (Instagram)
3. SUKSES TOP NILAI 100 UN SMP/MTs 2016


 m.bukalapak.com
Yap, yang ketiga ini buku UN yang menurutku paling bisa memuaskan siapa pun yang pengen berburu soal. Di dalamnya, ada sekitar lima belas paket soal dan dilengkapi kunci jawaban tanpa pembahasan.

Selain itu, SUKSES TOP NILAI 100 UN SMP/MTs 2016 ini dilengkapi bonus CD untuk UN berbasis komputer atau CBT, aplikasi gratis yang bisa diunduh melalui play store, dan masih banyak lagi. Ada bonus beasiswa juga lho. Wow! :D

Itu tadi kelebihannya, kalau kekurangannya nggak banyak. Paling cuma ada di beratnya yang nggak ramah di tas anak sekolah. :'(

Buku ini bisa didapatkan di Gramedia dengan harga di atas IDR 100.000 Emang lumayan mahal, tapi isinya worth it price kok.

Itu cuma beberapa dari banyak buku yang aku tahu untuk direkom ke kalian. Ada yang mau nambahin? Tulis di kolom komentar ya :))

Selasa, 03 Januari 2017

[Resensi] Izmi dan Lila by Riawani Elyta




TENTANG HIDUP, PERSAHABATAN DAN BERJUANG DI PERANTAUAN









 
Judul: IZMI & LILA
Penulis: Riawani Elyta
Penerbit: Najah
Cetakan: Pertama, September 2011
Halaman: 289 hlm
ISBN: 978-602-978-866-2
Peresensi: Fachrina Fiddareini
Penikmat Literasi
Siswi MTsN Tulungagung

Novel ini menceritakan lika-liku perjuangan hidup dari Izmi dan Lila, dua mahasiswi asal Indonesia yang bersekolah di Singapura. Izmi, seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana serta Lila, anak tunggal dari sebuah keluarga kaya.
Keduanya berkesempatan mencicipi pendidikan di negeri Merlion berkat beasiswa dari dua yayasan (foundation) yang berbeda.

Saat tahun pertama studi mereka, kurs dolar tiba-tiba saja melonjak naik. Jauh meninggalkan rupiah yang masih tertatih. (hal 18) Hal ini sudah tentu menyebabkan Lila kelabakan. Ditambah lagi dengan kabar dari Mama yang menceritakan bahwa usaha percetakan Papa bangkrut karena ditipu oleh tangan kanannya sendiri. Disusul oleh sisa yang ada jauh dari cukup untuk biaya hidup Lila serta krisis moneter membuat UOB account-nya semakin sekarat. (hal. 21)

Sementara Izmi, selain dari beasiswa, dia juga disokong oleh uang hasil penjualan tanah warisan Kakeknya. Namun, kurs dolar membuat segala perhitungannya meleset. (hal. 95) Untungnya Izmi masih bisa  membiayai hidup dari upah membantu Nyonya Jen (pemilik apartemen Izmi) menjalankan bisnis sarapan paginya.

Konflik semakin berkembang ketika  Nathan, putra bungsu Nyonya Jen, masuk ke dalam hidup Izmi. Nathan yang kini menjadi duda karena ditinggalkan istrinya berselingkuh mulai dekat dengan Izmi. Akan tetapi, Nyonya Jen malah salah paham dan mengusir Izmi agar meninggalkan apartemennya. (hal. 144)

Di sinilah pertemuan mereka, Izmi menemukan Lila yang pingsan di tengah jalan dan membawanya ke rumah sakit. Bahkan Izmi juga mengontak Miss Hanna, orang dari foundation Lila.  Sejak saat itu, mereka mulai bersahabat dan tinggal dalam satu flat bersama.


Lila yang mengalami kesulitan keuangan memutuskan untuk melamar pekerjaan di Hong Leong, walaupun Lila tahu yang ia lakukan itu adalah ilegal. Tapi ia tetap menjajal masa pelatihan sampai waktu yang ditentukan. Sayangnya, di akhir pelatihan, Lila dihadapkan pada pilihan sulit, yakni memilih antara karir atau pendidikannya. Untunglah Edward memberinya masukan yang sangat berarti; "Siapa pun setuju kalau pendidikan memang hal yang terpenting dalam hidup. Tapi, pendidikan menjadi tak berarti kalau kau tak punya kesempatan untuk mengaplikasikannya ..." (hal. 203)

Banyak kenangan yang mereka lalui. Usaha penjualan kue buatan Izmi yang sempat membuat Lila iri, kebimbangan Lila yang harus memilih antara pekerjaan di Hong Leong atau pendidikannya, Nathan yang terus mencari kesempatan agar bisa bersama Izmi untuk menyampaikan pesan Nyonya Jen. Serta Edward yang tiba-tiba saja menyatakan cintanya pada Lila.

Hingga tibalah waktunya, Lila mendapat kabar bahwa papanya sakit parah. Mau tak mau Lila pulang dan akhirnya sang papa sudah dipanggil oleh-Nya. Keadaan ini cukup mengejutkan Lila. Mamanya juga sudah memberitahu rahasia kejatuhan bisnis papanya dan meminta Lila untuk melanjutkan usaha lain yang dimiliki papa Lila.

Kelebihan novel ini, diantaranya adalah, bahasa yang digunakan cukup lugas, menarik namun tetap dikemas secara santai. Semangat menjalani hidup serta kemandirian yang dicontohkan Izmi dan Lila benar-benar menginspirasi. Selain itu, kekuatan persahabatan ditambah sedikit bumbu roman semakin mempermanis kisah dalam novel karya Riawani Elyta yang satu ini. Pembukaan pada setiap bab juga cukup memikat walaupun pada beberapa bagian sudah bisa tertebak akhirnya.

Kekurangannya, dalam beberapa bagian pendeskripsian masih agak bertele-tele. Desain cover juga kurang menarik. Ada beberapa bagian dalam narasi novel ini yang masih menggunakan bahasa tak baku, namun tetap tidak berpengaruh banyak dalam hal kenyamanan saat membaca buku ini.

Terlepas dari itu kekurangannya, novel ini sungguh patut dibaca oleh semua kalangan untuk menyadarkan kita betapa pentingnya persahabatan dan kerja keras untuk mencapai cita-cita serta menghadapi ganasnya kehidupan.

Tulungagung, 31 Oktober 2016